Wilayah khatulistiwa yang subur di Indonesia dan Filipina tidak hanya indah, tetapi juga menjadi kawasan penting bagi para petani pedesaan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi global.

Wilayah khatulistiwa yang subur di Indonesia dan Filipina tidak hanya indah, tetapi juga menjadi kawasan penting bagi para petani pedesaan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi global.

Kawasan ini, yang dikenal dengan ekosistemnya yang dinamis dan hasil pertaniannya yang melimpah, sangat penting dalam rantai pasokan cokelat global. Namun, bagi para petani lokal yang mata pencahariannya bergantung pada panen buah cokelat keemasan ini, tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi menjadi semakin berat.

Indonesia dan Filipina adalah penghasil kakao yang berada di garis depan, memelopori praktik-praktik agroforestri berkelanjutan yang menjanjikan lebih dari sekadar hasil pertanian: praktik-praktik ini menawarkan sebuah cetak biru untuk ketahanan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Kakao, yang pernah menjadi ‘primadona’ di kawasan ini, sedang meredup akibat fluktuasi pasar dan tantangan lingkungan. Namun, proyek-proyek seperti Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL) atau Pertanian Berkelanjutan di Lanskap Asia Tropis bertujuan untuk menghidupkan kembali dan mentransformasi budidaya kakao. Dengan mengintegrasikan kakao dengan tanaman lain seperti kelapa dan pisang serta memperkenalkan teknik pertanian yang inovatif, SFITAL merintis jalan berkelanjutan yang bermanfaat bagi lahan dan petani.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *