togoenlutte,org, Jakarta: Kebakaran hutan terus melanda timur laut Jepang, terutama di sekitar kota Ofunato. Petugas pemadam kebakaran berupaya mengendalikan api yang telah merusak sekitar 2.100 hektare lahan, dikutip dari NHK, Senin (3/3/2025).
Pejabat setempat mengatakan kebakaran ini menjadi kebakaran terburuk di Jepang dalam lebih dari tiga dekade. Pemadaman dilakukan melalui udara dan darat, namun api masih sulit dikendalikan akibat kondisi kering dan angin kencang.
Asap tebal menyebar ke area permukiman, meningkatkan risiko bagi warga. Pasukan Bela Diri Jepang telah mengerahkan helikopter untuk membantu memadamkan api.
Hingga kini, lebih dari 80 bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. Pada, Kamis (27/2/2025), tim penyelamat menemukan jenazah di lokasi kebakaran, sementara penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan.
Wali Kota Ofunato, Fuchigami Kiyoshi, menyatakan kekhawatirannya terhadap penyebaran api yang semakin luas. Ia menegaskan, pemadaman melalui udara dan darat akan terus diintensifkan.
Hampir 1.200 warga dievakuasi ke tempat penampungan sementara, otoritas setempat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani situasi ini. Upaya pemadaman terkendala oleh medan yang sulit diakses, sementara sumber air untuk pemadaman mulai berkurang akibat luasnya area terdampak.
Pemerintah Jepang telah mengeluarkan peringatan bagi daerah yang berisiko dan meminta warga tetap waspada serta mengikuti arahan petugas. Beberapa jalan utama di sekitar area kebakaran juga ditutup demi keselamatan.
Tim penyelamat terus bekerja keras mengevakuasi warga dari area berbahaya. Sementara itu, tim medis disiagakan untuk menangani warga yang mengalami gangguan pernapasan akibat paparan asap tebal.
Bantuan logistik terus disalurkan ke posko-posko darurat yang telah didirikan di beberapa lokasi. Kebakaran ini diperkirakan akan menyebabkan kerugian besar dan proses pemadamannya akan memakan waktu lama.
Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti perkembangan terbaru. Sementara itu, penilaian penuh terhadap dampak kebakaran masih berlangsung.