togoenlutte.org, Yogyakarta – Fitoplankton, mikroorganisme laut yang sering diabaikan, ternyata memegang peran dalam menghasilkan oksigen di Bumi. Meski ukurannya mikroskopis, organisme ini berkontribusi sekitar 50-85 persen oksigen.
Hal tersebut melebihi peran pohon dan tumbuhan darat dalam menghasilkan oksigen yang hanya sekitar 20–28 persen oksigen. Melalui proses fotosintesis, fitoplankton tidak hanya mendukung kehidupan di laut, tetapi juga menjaga keseimbangan atmosfer Bumi.
Mengutip dari berbagai sumber, fitoplankton adalah tumbuhan laut mikroskopis yang hidup di berbagai perairan, mulai dari daerah tropis hingga kutub. Meski ukurannya sangat kecil, keberadaannya sangat vital bagi ekosistem global.
Fitoplankton memiliki klorofil dalam selnya, yang membuatnya melakukan fotosintesis. Proses ini tidak hanya menghasilkan oksigen, tetapi juga menyerap karbondioksida dari atmosfer dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.
Sebagai produsen utama dalam rantai makanan laut, fitoplankton menjadi sumber makanan bagi berbagai organisme laut, mulai dari zooplankton hingga ikan-ikan besar. Tanpa fitoplankton, kehidupan di laut akan terancam, karena organisme ini merupakan dasar dari ekosistem perairan.
Selain itu, oksigen yang dihasilkan oleh fitoplankton tidak hanya digunakan oleh makhluk laut, tetapi juga larut ke dalam permukaan air. Keberadaan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Perubahan suhu air, tingkat keasaman (pH), dan konsentrasi nutrisi dapat memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Peningkatan suhu air laut akibat perubahan iklim dapat mengganggu populasi fitoplankton.
Hal ini mengancam keseimbangan ekosistem laut dan pasokan oksigen global. Fitoplankton juga memiliki kemampuan untuk mengubah warna air laut.
Dalam jumlah besar, organisme ini dapat membuat air terlihat kehijauan akibat kandungan klorofil yang tinggi. Fenomena ini sering terlihat di perairan yang kaya nutrisi, di mana air laut dalam yang kaya nutrisi naik ke permukaan.