togoenlutte.org -Dunia memperingati Hari Bumi, Selasa (22/4), di tengah kekhawatiran mendalam terhadap kondisi lingkungan global yang terus memburuk. Dalam satu dekade terakhir, suhu bumi meningkat drastis hingga 1,5 derajat Celsius. Tahun 2024 bahkan tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah.
Lonjakan suhu global menjadi sorotan utama dalam peringatan Hari Bumi 2025. Para ilmuwan memperingatkan bahwa kenaikan ini berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, mencairnya es di kutub, hingga terjadinya krisis pangan dan air di berbagai belahan dunia.
Hutan Dunia Menyusut, Krisis Iklim Mengancam
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) melaporkan, sebanyak 100 juta hektare lahan hutan hilang dalam 20 tahun terakhir. Deforestasi masif ini memperparah dampak perubahan iklim, mengingat hutan berperan vital dalam menyerap emisi karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Pakar lingkungan menyebut kehilangan hutan sebagai “bencana diam-diam” yang akan berdampak panjang bagi kelangsungan hidup manusia dan satwa liar. Selain mengancam keanekaragaman hayati, deforestasi juga mempercepat laju pemanasan global.
Permukaan Laut Naik, Indonesia Dalam Risiko Serius
Di tingkat nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, permukaan laut di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 0,8 hingga 1,2 sentimeter per tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata global yang berada di kisaran 0,59 sentimeter per tahun.
Peningkatan tersebut memicu dampak langsung di sejumlah wilayah pesisir Indonesia, mulai dari banjir rob, abrasi pantai, hingga berkurangnya wilayah permukiman. Pemerintah daerah diimbau untuk melakukan mitigasi melalui pembangunan infrastruktur tangguh iklim dan rehabilitasi kawasan pesisir.
Hari Bumi Sebagai Momentum Aksi Nyata
Hari Bumi pertama kali diperingati pada 22 April 1970 atas inisiatif Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson, untuk mengampanyekan kesadaran lingkungan. Sejak tahun 2009, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Bumi Internasional.
Tahun ini, peringatan Hari Bumi mengangkat tema kesadaran kolektif dan aksi nyata. Pemerintah, komunitas, sektor swasta, hingga individu diimbau untuk mengambil peran aktif dalam menjaga lingkungan hidup.
Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan antara lain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, menggunakan transportasi ramah lingkungan, serta mendukung kebijakan dan produk berkelanjutan.