Jiman, salah satu nelayan yang terjebak di ujung jembatan besi eks dermaga eks perusahaan tambang pasir besi di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, mengaku mulai kesulitan mendapatkan makanan dan minuman di lokasinya saat ini.

Jiman, salah satu nelayan yang terjebak di ujung jembatan besi eks dermaga eks perusahaan tambang pasir besi di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, mengaku mulai kesulitan mendapatkan makanan dan minuman di lokasinya saat ini.

Menurut Jiman, ia terjebak di tengah-tengah coran jembatan. Berbeda dengan kondisi jembatan yang dekat ke daratan atau pesisir pantai, kondisi ombak tidak sampai pecah begitu menghantam jembatan.

“Saya berada di tengah di coran jembatan, posisi gelombang masih tinggi, tapi tidak sampai pecah ombak,” kata Jiman saat dihubungi detikJabar, Rabu (16/10/2024).

Jiman menceritakan kronologi bagaimana ia bisa terjebak di lokasi tersebut. Menurutnya selain dirinya ada 70 nelayan lain yang kondisinya sama.

“Ada yang tiap malam juga berangkat malam, kadang-kadang menginap sudah menjadi rutinitas dalam mencari ikan. Saat akan kembali posisi air naik, jembatan kena akhirnya rusak, kita hampir 70 orang enggak bisa pulang,” tuturnya.

Jiman mengatakan sebagian jembatan dahulu pernah roboh, namun oleh nelayan disambung menggunakan jembatan kayu. Saat posisi gelombang tinggi, jembatan kayu itu roboh terkena hantaman ombak.

“Jembatan kayu roboh, saat ini terputus total yang dari kayunya hancur,” lirihnya.

Jiman mengatakan posisi mereka yang terjebak di ujung jembatan saat ini mulai kehabisan stok makanan dan minuman. Sebagian dari mereka, memanfaatkan saung-saung untuk berteduh dan melindungi mereka dari angin kencang.

“Saat ini kalau lihat kondisi, pertama kita kebingungan soal makanan lah, kondisi kami juga sudah mulai letih dan setok logistik terbatas, ada warung juga setoknya sudah habis,” tuturnya.

Posisi Jiman dari pesisir sendiri sejauh 1 kilometer. Tidak mungkin ia kembali secara normal karena posisi jembatan putus di tengah dan hantaman ombak juga masih terjadi.

“Dari ujung jembatan yang ke pesisir sejauh 1 kilometer, panjang jembatan ini kurang 1 kilomneter ke tengah laut. Yang putus di tengah, saya berangkat kesini sere kemarin habis ashar, kemarin air enggak terlalu naik. Kondisi ombak masih tinggi tempat saya di sini ombaknya enggak mucrat, kalau ke ujung kan muncrat, kalau besar ya besar,” cerita Jiman.

Untuk kebutuhan listrik, Jiman dan nelayan lainnya yang juga terjebak memanfaatkan mesin diesel. “Sementara kami menggunakan mesin diesel barusan juga untuk cas hp bisa pakai diesel,” pungkasnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *