Bandung – Sebagai negara kepulauan yang diapit oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia menghadapi ancaman nyata dari bencana tsunami. Letaknya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Samudera Pasifik, menjadikannya rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya penduduk yang bermukim di kawasan pesisir.
Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak tahun 416 hingga 2023, tercatat 186 peristiwa tsunami di Indonesia. Beberapa di antaranya merupakan bencana besar dengan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Berikut adalah 10 tsunami terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, berdasarkan jumlah korban jiwa:
1. Aceh (2004)
Peristiwa bencana tsunami Aceh pada tahun 2004 merenggut lebih dari 170.000 korban jiwa. Kejadian ini bermula dari gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR) yang meluluhlantakkan sebagian besar wilayah di Aceh. Tak berselang lama, masih di hari yang sama serangkaian gelombang tsunami pun kemudian menghantam daratan Aceh.
Ketinggian gelombang tsunami diperkirakan mencapai 30 meter dan turut melanda daerah-daerah sekitar pantai barat Sumatra dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Selain korban jiwa, peristiwa ini pun ditakar menyebabkan kerugian ekonomi hingga mencapai Rp 51,4 triliun.
2. Pantai Lampung (1883)
Peristiwa yang terjadi pada 27 Agustus 1883 ini terjadi diakibatkan oleh dampak dari letusan Gunung Krakatau yang terletak di sekitar Selat Sunda. Setidaknya, 35.500 orang menjadi korban dari gelombang besar tsunami setinggi sekitar 36 meter ini.
Dalam catatan sejarah, peristiwa ini tertulis sebagai tsunami vulkanik terbesar yang pernah terjadi dan tercatat. Hal tersebut tidaklah mengherankan, pasalnya letusan Gunung Krakatau sendiri merupakan letusan gunung api terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah. Bahkan, suara dentuman akibat letusannya terdengar hingga beberapa negara sekitar, termasuk Australia.
3. Pulau Flores (1992)
Tsunami yang menghantam Pulau Flores bagian tengah dan timur ini memporak-porandakan banyak bangunan dan menewaskan lebih dari 1.500 korban jiwa. Sedikitnya, 500 orang lainnya turut hilang dalam peristiwa yang terjadi pada tanggal 12 Desember 1992 ini.
Menurut BMKG, gelombang air laut yang muncul dengan ketinggian 6 hingga 25 meter ini mulanya disebabkan oleh getaran gempa sebesar 6,8 SR yang terdeteksi berada di kedalaman 36 KM di Laut Sawu. Tak sedikit sekolah, rumah ibadah serta fasilitas-fasilitas umum lainnya yang hancur dalam peristiwa bencana ini.
4. Pulau Banda (1899)
Gelombang tsunami Pulau Banda, lebih tepatnya berlokasi di Pulau Seram, terjadi pada 30 September 1899. Kejadian ini terjadi pada tengah malam kala banyak warga masih tertidur lelap. Setidaknya 3.864 orang dinyatakan tewas dan menjadi korban dari bencana tsunami ini.
Gempa yang mengguncang sebelum tsunami datang sempat menyebabkan kepanikan bagi sebagian besar penduduk Pulau Seram. Tak berlangsung lama dari getaran gempa tersebut, gelombang tsunami setinggi 1,7 hingga 9 meter kembali mengagetkan penduduk dan menciptakan kerusakan bagi wilayah yang terlanda.
5. Maluku (1674)
Pada tahun 1674, peristiwa tsunami melanda daratan wilayah Maluku dan mengakibatkan 2.500 orang menjadi korban jiwa karena terkena dampak dari gelombang tersebut. Peristiwa tersebut terjadi bertepatan dengan perayaan Tahun Baru China yang biasa juga dikenal dengan sebutan Imlek.
Momen yang seharusnya menjadi perayaan yang bahagia berubah menjadi kesedihan kala bencana yang terduga ini datang. Berdasarkan situs Springerlink, dituliskan bahwa ketinggian gelombang air pada bencana tersebut mencapai 100 meter sehingga menjadi salah satu bencana tsunami paling mematikan di Indonesia.
6. Palu (2018)
Peristiwa yang satu ini terjadi dalam kurun waktu yang belum cukup lama, yakni sekitar 6 tahun yang lalu. tepatnya terjadi pada tanggal 28 September 2018. Beberapa wilayah diantaranya Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong turut terkena dampak dari peristiwa bencana ini.
Berdasarkan catatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 4.845 orang menjadi korban dari gelombang air laut yang datang setelah gempa berkekuatan 7,7 SR ini. Diperkirakan pula, sebanyak 172.999 orang mengungsi disebabkan dari rusaknya 110.214 rumah warga.
7. Pulau Bali (1815)
Peristiwa yang terjadi pada 22 November 1815 ini kerap pula disebut sebagai Gejer Bali yang diartikan sebagai getaran gempa bumi yang mengakibatkan pegunungan retak longsor. Peristiwa gempa tersebut kemudian menyebabkan tsunami besar yang mengakibatkan 10.253 orang meninggal.
Diperkirakan kekuatan dari gempa tersebut mencapai magnitudo 7,5. Hal tersebut menjadikan peristiwa ini sebagai peristiwa dengan goncangan terbesar yang mengakibatkan korban jiwa terbanyak dibandingkan gempa-gempa berkekuatan lainnya di wilayah Bali.
8. Pangandaran (2006)
Bagian selatan pantai Pangandaran pernah terkena sapuan dari gelombang tsunami pada tanggal 17 Juli 2006. Menurut BMKG, gempa berkekuatan 6,8 SR yang berpusat di kedalaman kurang dari 30 KM dan terletak di sebelah selatan wilayah Pameungpeuk merupakan penyebab dari terjadinya peristiwa tersebut.
Sebanyak 668 orang meninggal dan 65 orang lainnya hilang terbawa arus tsunami setinggi 2 hingga 4 meter ini. Selain itu, 9.299 orang menjadi korban luka-luka dan sebanyak 20 warung yang berada di pesisir hanyut tersapu gelombang.
9. Kepulauan Mentawai (2010)
Terletak di lepas pantai Sumatera Barat dan berposisi dikelilingi langsung oleh lautan, menjadikan Kepulauan Mentawai memang cukup rawan mengalami bencana serupa tsunami. Salah satu yang terparah pernah terjadi pada tanggal 25 Oktober 2010 yang disebabkan oleh getaran gempa berkekuatan 7,2 SR.
Dari data yang dihimpun oleh BNPB, tercatat sebanyak 534 orang menjadi korban meregang nyawa dan luka-luka. Terdapat pula 11.425 orang yang mengungsi dampak dari rusaknya bangunan dan rumah yang mereka tinggali. Berbagai bantuan baik itu dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan diterjunkan dalam menangani permasalahan yang diakibatkan.
10. Banyuwangi (1994)
Tsunami Banyuwangi pada 3 Juni 1994 terjadi disebabkan dari gempa bumi berkekuatan 7,2 SR yang melanda daerah sekitar Banyuwangi. Tak lama berselang dari gempa tersebut, pada pukul 02.00 WIB, gelombang setinggi 10 meter kemudian menghantam pesisir Banyuwangi tak terkecuali tembok-tembok rumah warga dari sekitar wilayah tersebut.
Peristiwa bencana tsunami yang juga berdampak pada sepanjang pantai Banyuwangi hingga Pacitan ini mengakibatkan 250 orang meninggal dan 127 orang hilang. Tak sedikit bangunan dan perahu rusak terbawa arus. Setidaknya sekitar 1.500 rumah rusak dan 278 perahu hilang menuju laut.